Diposkan pada curhatan

Opname di RS Dr. Eon Solo baru 15-20 Januari 2015

File pribadi
File pribadi

Selamat sore hyuners sayang Salam hangat dari mimin (^-^) Bagaimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya. Aamiin aamiin ya Allah. Yah kali neh aku mo share cerita lagi. Ini masih lanjutan dari cerita yang ini. Yuks intip Pengalaman Opname . Ini cerita berawal dari kepulanganku setelah opname 3 hari di RSUD Kab. Sukoharjo, dirumah sakitku malah tambah parah sampai-sampai aku pingsan dikamar mandi untuk yang kedua kalinya dan akhirnya aku dilarikan ke rimah sakit swasta terdekat. Disana aku langsung dibawa ke UGD, setelah ibuku menjelaskan sakit yang diderita maka aku dioper ke ruang bersalin sesuai yang tertera dipintu (udah pasrah mau dibawa kemana and diapain, pokoknya ibuku udah nyerahin nyawa anaknya yang super bandel ini ke (Allah) – rumah sakit buat ditangani). Mungkin orang dirumah sakit yang ga tau dikiranya aku pendarahan abortus, padahal hamil aja enggak.. masa bodoh dah ckckckckck. Udah mau koid aja aku disana, lemas, pusing, dan terus pendarahan. Langsung dipasang infus dan selang oksigen. Aku tanya keperawat/suster kok dipakein selang oksigen segala padahal kan aku ga sesek nafas (udah mau koid masih bawel juga) si suster bilang kalo itu niat bantuin suplai oksigen keotak biar ga pusing. Jeduuuaaarrrr….. jadi otakku ini kurang oksigen pikirku, emang ya kalo orang sakit tuh ga bisa mikir yang dipikirin ini gimana sembuhnya ga mikir ini sakit karena apa?. Kekurangan darah dalam tubuh itu membuat Hemoglobin (Hb) turun sehingga suplai oksigen keotak berkurang dan terjadilah efek pusing cekot-cekot, begitulah kurang lebih pelajaran yang dulu aku pelajari waktu SMA kelas Biologi. Ibu dipanggil suster suruh masuk, aku pikir suruh nemenin anaknya eh ternyata ditanya informasi tentang aku dan tiba-tiba kok ibu bicaranya meninggi, ini ada apa ? Selang setengah jam akhirnya aku dapet kamar. Tapi tetanggaku yang mengantarku pun pulang sebelum aku mendapatkan kamar inap karena kondisiku dah baikan, tak luput ucapan terimakasihku meski tidak secara langsung pada beliau-beliau yang berkenan hati. Kondisi sudah kondusif dan aku memberanikan diri bertanya pada ibu tentang perbincangan ibu dengan suster di UGD khusus kamar bersalin tadi. Dan ibupun mulailah bercerita.

Ibu tadi ditanyain apa aku punya jamkesmas (jaminan kesehatan masyatakat), ibu bilang punya cuman ibu pengen yang umum aja alias bayar. Tapi suater bilang enggak bisa kalo punya jamkesmas harus dipake nanti masuk pasien BPJS PBI, dan jika jamkesmas dipake dan ada sidak dari pemerintah maka rumahsakit ini bisa dicabut ijin operasi alias ditutup. Ibuu bilang kalau nanti ibu pakai jamkesmas setelah masa inap habis dan aku belum sembuh maka diusir seperti di rumahsakit sebelumnya (saking takut akan kondisiku maka ibu ga mikir panjang dan asal ngomong aja yang penting nyawaku segera diselamatkan sampai-sampai membandingkan satu sama lainungkin sedikit terdengar enggak etis hehehehehe….). Susternya bilang jangan samakan rumahsakit kami dengan yang lain dan ngotot nyuruh ibu ambil BPJS PBI, akhirnya ibu mau asal dengan satu syarat pelayanan dan pengobatan tidak dibedakan dengan pasien umum tanpa jamkesmas, suster mengiyakan tapi ibuku makin yakin setelah disodori 2 lembar surat tuntutan misal pelayanan terhadap pasien enggak memuaskan. Dan akhirnya ditandatangani ibu dan disimpan ibu. Dan ibu makin yakin waktu ditanyain mau ditangani dengan dokter siapa? (Eh kok boleh milih sie) dan ibu milih Dr. KANDUNG BOWOLEKSONO, SpOG karena dulu pernah jadi dokter kakakku waktu lahiran dirumahsakit dr.Oen juga.

Dan akhirnya omongan suster itu benar pengobatan serta pelayanan sama persis dengan pasien umum sampai-sampai waktu 3 hari pertama disana tuh aku dimandiin/dilap pake washlap badah alias sibing kalo bahasa jawanya, karena aku belum boleh bangun oleh dokter. Malu juga sebenarnya tapi demi kesehatan ndak bau badan akhirnya dengan ikhlas lillahi ta’ala (apadeh), tapi dan tapi cuman satu yang disayangkan tidak bisa memilih kelas rawat inap, pasien bpjs pbi ditempatkan dikelas III dengan 3 pasien disetiap kamar (ngelunjak deh kayaknya wkwkwkwk). Ya udah deh ga papa 3 pasien itu lebih dikit ketimbang dirumahsakit sebelumnya 1 kamar untuk 7-8 pasien (semrawut banget, mana ramainya kaya pasar bikin tambah sakit kalo dirawat disana). Masuk rumahsakit tanggal 15 jan 2015 dan alhamdulillah tanggal 20 jan 2015 aku dibolehin pulang dan suruh kontrol dokter seminggu kemudian. Mau diatur siklusnya ma si dokter katanya. Ehmt Karena bapak sakit-sakitan jadi beliau selama aku diopname ga bisa tidur rumahsakit, hanya ibu dan kakak-kakakku yang selalu telaten merawat dan menjagaku. Makasih kepada kalian semua, mungkin baru ucapan terimakasih yang aku bisa berikan. Terutama untuk ibuku sayang, me is nothing without you, mommy. Aku tanpamu butiran debu awawawaw 😀 . Doakan aja aku cepwt dapet kerja dan bisa memberikan yang kalian pengenin, terutama ibu yang suka lihat pantai (oh my demi apa mataku berkaca-kca pengen nangis kalau inget semua pengorbanan orang tua). Udah dulu ya malah mewek sendiri neh. Dasar tukang nangis (-_-“) -salam Diyaaaah (^_^)/

Tinggalkan komentar